Sintang, Kalbar – Tahun ini, kasus TBC merebak di wilayah kerja Puskesmas Sepauk. Penyebabnya karena banyak penderita TBC yang telah sembuh, kemudian kambuh lagi akibat putus meminum obat. Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Sepauk, March Feredrik Jaya Lumban Tobing mengatakan ini pada rakyatborneo.com, Sabtu (26/110. “Peningkatan jumlah pasies TBC mencapai 20 persen. Jumlahnya sekitar 80 an kasus,” katanya.
Dikatakan Tobing, dari jumlah 80 an kasus TBC, yang sudah sembuh sekitar 20 an pasien. Dijelaskannya, pasien TBC yang sudah sembuh ini, rata-rata merupakan pasien yang sudah berobat ke rumah sakit, setelah itu dilimpahkan kepada puskesmas untuk pengobatan lanjutannya. Setelah 6 bulan mereka kontrol lagi dan sudah dinyatakan sembuh.
“Proses pengobatannya sekitar 6 bulan akan sembuh jika rutin minum obat,” katanya.
Kata dia, pasien TBC yang telah sembuh kemungkinan untuk kambuh kembali memang ada. Penyebab kambuh bisa saja karena pasien kontak dengan orang yang tidak diketahui ternyata mengidap penyakit TBC. Namun, jika dilakukan pengobatan rutin tetap bisa sembuh.
“Penyebab meningkatnya kasus TBC karena banyaknya kasus berulang, yang disebabkan karena putus obat. Kemudian penularan ke pasien baru,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, peningkatan kasus TBC di wilayah Puskemas Sepauk, disebabkan karena banyaknya penderita TBC yang berobat ke puskesmas. Selain itu, pihaknya juga melakukan contact tracing pada pasien TBC. Puskesmas juga melakukan yang namanya pelacakan.
“Pelacakan penderita TBC, program kita ke desa-desa. Kami memberikan edukasi kepada masyarakat, kemudian dari desanya, misalnya di suatu kampung, ada si A terkena TBC. Kami mengedukasi keluarganya, jika ada keluhan yang mengarah ke TBC paling tidak kami menyarankan untuk cek dahak,” bebernya pada media ini.
.