Sintang, Kalbar – Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Florensius Ronny meminta Pemerintah Kabupaten Sintang segera menindaklanjuti keluhan para pedagang kaki lima yang berjualan di Terminal Tanjung Puri dan Pasar Raya.
Para PKL mengeluh karena pendapatan mereka menurun drastis paska dipindahkan ke lokasi tersebut. Mereka mendatangi DPRD Sintang, pada Selasa (19/7).
“Para PKL ini sebelumnya berjualan di sekitar Kopel Taman Bungur depan Pendopo Bupati Sintang. Setelah direlokasi pendapatan mereka jauh menurun, itu yang mereka keluhkan dan disampaikan ke DPRD,” ujar Ronny di DPRD Sintang.
Dikatakan Ronny, para PKL meminta diperbolehkan berjualan ke loaksi semula. Mereka mengaku paska direlokasi mengalami penurunan pendapatan secara dratis.
“Keluhan mereka sudah kami tampung. Hari ini kami akan meninjau ke lapangan sebagai bahan untuk pembahasan bersama dengan dinas terkait. Karena nanti akan kita akan panggil dinas terkait dan perwakilan PKL untuk pembahasan bersama,” ujar Ronny.
Menurut Ronny, pemerintah melalui dinas terkait harus sering membuat event untuk menarik pengunjung ke terminal dan Pasar Kapuas Raya. Sebab lokasi tersebut tidak punya daya tarik bagi pengunjung. Pemerintah jangan hanya sekedar memindahkan tanpa solusi. Sebab hal ini berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang merupakan sumber pencarian masyarakat.
“Karena kalau dibandingkan dengan lokasi lama itu sangat beda. Lokasi lama berada di pinggiran sungai yang pemandangan alamnya ada sehingga sudah punya daya tarik bagi pengunjung. Sementara di lokasi yang baru itu tidak. Sehingga harus ada trik-trik untuk menarik pengunjung,” jelasnya.
Misalnya Menurut Ronny pagelaran musik. Dinas terkait perlu menggandeng komunitas musik untuk pergelaran event tersebut.
“Jadi manfaatnya ada dua yang pertama menjadi wadah bagi pencipta musik sekaligus menarik pengunjung untuk datang di lokasi event. Mudah mudahan trik-trik ini bisa menjawab tantangan PKL. Saya yakin kalau pengunjungnya banyak pendapatan PKL setempat bisa meningkat,” jelasnya.
Perwakilan PKL Norman mengatakan semula pihaknya dijanjikan dipindahkan sementara ke lokasi tersebut karena ada event.
“Setelah kegiatan selesai kami dikunci di sini. Janji tinggal janji, alasannya karena di lokasi awal akan dibangun waterfront. Faktanya sampai sekarang belum ada pembangunan. Sehingga kami tidak diizinkan berjualan di sana,” sesalnya.
Menurut Norman lokasi terminal dan Pasar Kapuas Raya bukan tempat strategis untuk berjualan. Pihaknya meminta supaya bisa berjualan kembali di lokasi awal. “Melalui pertemuan ini, kami harap ada solusi untuk kami. Ini sumber penghasilan kami,” tutupnya.