Pontianak, Kalbar – Keberadaan monumen Tugu Khatulistiwa yang menjadi kebanggaan Kota Pontianak sudah puluhan tahun sejak 1999 belum mendapat sentuhan renovasi. Beberapa bagian di dalam museum yang ada di bawah monumen tugu rusak termakan usia dan mengalami kebocoran.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menerangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mulai merenovasi bangunan yang ada di monumen Tugu Khatulistiwa. Renovasi mencakup penggantian keramik, memperbaiki beberapa bagian yang bocor termasuk penataan interior ruang museum agar lebih menarik dan nyaman.
“Kita sudah mulai melakukan renovasi bangunan monumen Tugu Khatulistiwa, Insya Allah bulan Desember tahun ini rampung pengerjaannya,” ujarnya saat meninjau pengerjaan renovasi monumen Tugu Khatulistiwa, Selasa (27/9).
Selain merenovasi ruang museum monumen, penataan juga dilakukan terhadap lingkungan kawasan Tugu Khatulistiwa, merapikan beberapa bangunan yang ada di lokasi itu. Pusat informasi bagi turis atau pengunjung juga akan melengkapi objek wisata di Tugu Khatulistiwa.
“Pusat informasi ini sebagai sarana informasi dan administrasi dari pengelolaan lingkungan tugu,” ungkapnya.
Edi menambahkan, tahun depan pihaknya akan melanjutkan pembangunan di lokasi Tugu Khatulistiwa dengan menata keseluruhan kawasan tugu, seperti plaza, amphitheatre, parkir dan pusat kuliner termasuk pepohonan untuk penghijauannya.
“Kita harapkan bangunan ini bisa menjadi monumental dan mempunyai nilai yang sangat tinggi untuk citra Kota Pontianak,” sebutnya.
Dengan penataan kawasan tugu yang sebelumnya kurang tertata rapi, diharapkan menjadi salah satu destinasi unggulan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Pontianak. Di kawasan ini juga akan menjadi pusat penyelenggaraan berbagai pentas kesenian dan budaya dengan tempat yang lebih representatif. Selain itu, keberadaan destinasi ini mampu meningkatkan pendapatan bagi pelaku UMKM.
“Harapannya pengunjung akan lebih merasa nyaman dan betah ketika berada di Tugu Khatulistiwa sehingga semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Pontianak termasuk Tugu Khatulistiwa,” kata Edi.
Sejak tahun 1999 memang Tugu Khatulistiwa belum mendapat sentuhan renovasi sehingga beberapa bagian bangunan monumen termakan usia. Dengan renovasi dan penataan ulang ini akan menjadi salah satu destinasi kebanggaan, tidak hanya bagi Kota Pontianak tetapi juga Provinsi Kalbar.
Untuk mencapai lokasi Tugu Khatulistiwa, ada dua alternatif rute yang bisa ditempuh, yakni lewat jalan darat atau jalur sungai. Untuk dermaga yang ada saat ini juga akan ditata ulang agar lebih representatif bagi kapal wisata bersandar. “Tahun depan akan dilanjutkan dengan penataan lahan parkir dan pusat kuliner,” terangnya.
Tugu Khatulistiwa menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke kota ini. Berdirinya tugu ini melewati beberapa catatan sejarah. Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan “menghilang” beberapa detik saat diterpa sinar matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.
Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan Kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.