
Sintang, Kalbar – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh mengatakan banjir yang melanda Kabupaten Sintang selama tiga pekan telah menyebabkan 1 orang meninggal dunia dan ribuan orang mengungsi. Hingga hari Kamis, 20 Oktober 2022 lalu, sudah ada 1 korban jiwa yang meninggal dunia.
“Sudah terkonfirmasi 1 orang meninggal dunia, warga Desa Tebing Raya Kecamatan Sintang. Selama berkeliling memberikan pelayanan kesehatan, kami menemukan 15 orang yang mengalami gangguan mental emosional atau GME. Ada 32 fasilitas kesehatan yang kami miliki terdampak pada banjir kali ini,” tuturnya.
Dia mengatakan, selama banjir melanda Kabupaten Sintang, Dinas Kesehatan telah membuka posko kesehatan untuk melayani pengobatan warga yang terdampak banjir. “Kami sudah mengobati 2.166 warga yang terdampak banjir,” kata Sinto, Rabu (26/10).

Hingga saat ini, Sinto memastikan tidak ada penyakit krusial yang dialami warga terdampak. “Untuk saat ini tidak ada penyakit yang krusial. Diare ada tapi gak banyak. Gatal-gatal biasanya nanti setelah banjir surut. Stok obat saat ini masih cukup kita juga masih menunggu bantuan obat dari pusat krisis kesehatan dari kemenkes belum sampai, kalau dari provinsi sudah,” ujar Sinto.
Ia menyebutkan, bahwa pelayanan terhadap warga yang terdampak banjir sebanyak 264 ibu hamil, 374 bayi, 1.846 anak-anak dan 1.789 lansia. “Untuk para pengungsi, kami sudah melayani 99 ibu hamil, 136 bayi, 712 anak-anak dan 736 lansia. Yang sampai dirujuk ke RSUD AM Djoen ada 4 orang. Selama banjir ini, kami mendapatkan tambahan tenaga dari 9 orang relawan,” katanya.

Selama banjir melanda Sintang, ada tiga penyakit yang dominan dialami warga terdampak. Yang paling banyak, warga mengalami batuk pilek, gatal dan darah tinggi. Selain memberikan layanan kesehatan, warga terdampak juga diberikan pendampingan psikologi.
“Sejak awal banjir, penyakit yang paling banyak diderita masyarakat urutan pertama itu batu pilek, kemudian gatal-gatal, beberapa darah tinggi. Selain pelayanan kesehatan tadi ada kita berikan pendampingan psikologi,” jelas Sinto.