Mempawah, Kalbar – Bupati Mempawah Erlina mengikuti Upacara Peringatan Hari Infanteri TNI Angkatan Darat (AD) Ke-74 wilayah Kodam XII/Tanjungpura, di Taman Alun Kapuas Pontianak.
Turut menghadiri upacara, Kapolda Kalbar Irjen Pol Suryanbodo Asmara, Ketua DPRD Prov. Kalbar M. Kebing L, Kasdam XII/Tpr, Brigjen TNI Djauhari, Danlanud Supadio, Marsma TNI Prasetiya Halim, Danlantamal XII/Pontianak, Laksma TNI Suharto, Wakil Kajati Kalbar, Danrem 121/Abw dan para PJU Kodam serta Bupati/Walikota se-Kalimantan Barat.
Bertindak selaku Inspektur Upacara, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji yang diikuti oleh unsur TNI, POLRI, Satpol PP dan FKPPI.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji yang membacakan amanat Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Letjen TNI Arif Rahman, mengatakan latar belakang historis lahirnya hari Infanteri tidak terlepas dari keberhasilan perang gerilya di bawah komando Panglima Besar Jenderal Sudirman yang memimpin langsung para pejuang saat melawan Belanda.
“Dengan menggunakan senjata tradisional dan perlengkapan perang yang terbatas, para pejuang mampu mengatasi tentara Belanda yang sudah memiliki senjata modern. Metode perlawanan yang diterapkan yaitu serbu dan lari (hit and run) berasal dari basis gerilya yang tidak mengenal waktu operasi,” katanya, Senin (19/12).
Selanjutnya, para pejuang melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi. Taktik tersebut membuat Belanda bingung dan kewalahan karena melakukan penyerangan tiba-tiba.
Para pejuang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan cara berjalan kaki. Strategi dan taktik tersebut membuat pasukan Belanda lemah dan kalah, sehingga mereka terpaksa mundur.
“Dari peristiwa tersebut, kita bisa mengambil nilai-nilai berupa jiwa nasionalisme, cinta tanah air, rela berjuang, pantang menyerah dan manunggal dengan rakyat,” ujarnya.
Nilai-nilai tersebut, kata Gubernur, harus selalu terpatri dalam jiwa dan sikap serta perilaku setiap prajurit Korps Infanteri. Untuk itu diinstruksikan agar seluruh prajurit Korps Infanteri mampu menjadi pelopor dalam mengatasi kesulitan rakyat di sekitarnya. Selain itu, untuk selalu berdiri kokoh di atas pondasi jati diri prajurit sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan profesional.
“Selain itu, tingkatkan semangat jiwa korsa yang positif, namun jangan sampai terjebak dalam jiwa korsa yang sempit,” tegasnya.