Sintang, Kalbar – Roy Martadi Nurmansyah, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Kebong mengatakan hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak ditangani di Puskesmas Kebong. Jumlah kasus sebanyak 877 kasus.
“Dari 877 kasus hipertensi, 70% merupakan pasien yang berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Kebong. Sumbangan dari luar daerah. Karena Puskesmas Kebong berdekatan dengan beberapa desa di Kabupaten Dedai seperti Desa Jetak, Taok dan Terusan,” katanya, Selasa (8/11).
Dikatakan dia, beberapa pasien hipertensi yang berasal dari Kecamatan Dedai berobat di Puskesmas Kebong. Sehingga jumlah kasus hipertensi meningkat. “Puskesmas kami letaknya strategis, mau ke Sintang melewati kami dulu. Mereka mau ke Emparu jauh, lebih dekat ke Puskesmas Kebong. Akhirnya, mereka pilih berobat di Puskesmas Kebong,” kata dia.
Masih kata dia, walaupun pasien tersebut berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Kebong, tetap harus diterima. “Kami juga menyarankan masyarakat yang berobat di Puskesmas Kebong, fasilitas kesehatannya diubah ke wilayah Puskesmas Kebong agar mendapatkan pelayanan BPJS di Puskesmas Kebong,” jelasnya.
Dikatakan dia, pasien hipertensi harus terus menerus meminum obat. Sehingga pihaknya menyarankan pasien selalu kontrol ke puskesmas setiap seminggu sekali. Kemudian disarankan ikut posyandu lansia. Hipertensi ini rata-rata lansia dengan umur di atas 50 tahun.
Selain hipertensi, untuk penyakit TBC yang ditangani Puskesmas Kebong ada 3 kasus. Puskesmas Kebong memiliki wilayah kerja yang meliputi 13 desa di Kecamatan Kelam Permai.