Sintang, Kalbar – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Lusi mengatakan bahwa money politic atau politik uang dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi memiliki pengaruh buruk bagi masyarakat.
Bahkan ia menilai politik uang akan berpengaruh dengan pembangunan.
“Mengapa saya katakan demikian, kerena ketika pemilu seorang calon melakukan politik uang, bisa jadi yang bersangkutan merasa tidak punya utang lagi soal pembangunan pada pada masyarakat ketika sudah terpilih. Toh suara mereka sudah dibeli saat pemilu,” kata Lusi pada wartawan saat berada di Kantor DPRD Sintang, pada 14 Oktober 2024.
Kalau calon merasa seperti itu, sambung Lusi, maka masyarakat lah yang sangat dirugikan. Karena ketika mereka ingin meminta pembangunan kepada calon yang didukung, bisa jadi tidak punya bergaining lagi.
“Maka kedepan saya bertekad untuk memberikan pendidikan politik mengenai pentingnya memilih calon tanpa embel-embel uang atau barang,” tegasnya.
Jadi masyarakat harus memilih seusai dengan hati nurani, ketika calon yang didukung terpilih, maka akan lebih enak menagih janji pembangunan. “Saya paham, kadang masyarakat memilih uang saat pemilu sebagai bentuk kekecewaan pada calon yang dianggap tak aspiratif ketika terpilih, tapi kalau dibiarkan terus menerus maka pembangunan juga akan minim,” ujar politisi dari dapil Sintang 2 yang meliputi Kecamatan Ketungau Hulu, Kecamatan Ketungau Tengah, Ketungau Hilir dan Kecamatan Binjai Hulu ini.
Lusi mengakui, untuk menghilangkan politik uang dalam pemilu tidaklah mudah, bahkan bisa dikatakan sangat sulit. Tapi dia bertekad untuk selalu memperjuangkan pembangunan serta membawa dana aspirasi anggota dewan dalam bentuk pembangunan ke dapil lagi.