
Sintang, Kalbar – Kepala Pusat Penatalaksanaan Gizi Buruk (PPGB) Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Adi Sulistyanto mengungkapkan bahwa selama tahun 2022 ini sudah 12 anak dirawat di PPGB.
“Ada 12 anak yang dirawat di PPGB sejak Januari hingga saat November 2022. Saat ini semuanya sudah pulang, tidak ada anak yang sedang menjalani perawatan di PPGB,” ungkap Adi, Kamis (27/10) pada media ini di sela menghadiri rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (Harkesnas) di Dinkes Sintang.
Biasanya, kata Andi, ketika akhir tahun atau menjelang hari raya, tren masyarakat yang berkunjung ke PPGB memang kurang. “Kecendrungan pasien PPGB kosong pada akhir tahun karena menjelang Natal. Jadi orang di kampung malas turun. Begitu juga saat Lebaran, biasanya kosong juga pasiennya,” katanya.
Adi mengungkapkan, jika beberapa tahun lalu pasien yang datang ke PPGB sebagian besar sudah dalam kondisi gizi buruk parah, lain halnya dengan saat ini.
“Justru sekarang kita ingin mengubah kebijakan. Artinya tidak harus gizi buruk yang harus dirawat di PPGB. Tapi juga gizi kurang. Makanya bagi anak yang mengalami gizi kurang, agar tidak sampai terjadi gizi buruk kami sarankan dirawat,” jelasnya.
Dikatakan Adi, penyebab kasus gizi buruk ada dua fatktor. Yakni langsung dan tidak langsung. Saat ini kasus gizi buruk lebih banyak disebabkan oleh faktor tidak langsung.
“Faktor langsungnya sakit atau tidak makan. Kalau tidak makan mudah sakit. Kalau anak sakit pasti susah atau tidak makan. Kemudian faktor tidak langsungnya ini yang banyak, seperti pola asuh maupun tingkat pendidikan orang tua, itu sangat berpengaruh,” jelasnya.