Sintang, Kalbar – Jumlah kasus penyakit TBC di wilayah kerja Puskesmas Pandan mengalami peningkatan. Rata-rata masyarakat yang terserang TBC ini berusia antara 30 tahun sampai 50 tahun. Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Pandan, Nur Ihsan mengatakan, jika dibanding dengan tahun lalu, grafik peningkatan kasus TBC memang tidak terlalu jauh. Tapi terjadi peningkatan.
Kepada wartawan rakyatborneo.com, pasien TBC di tahun 2022 ini merupakan pasien baru. Bukan pasien TBC yang sudah sembuh tapi kambuh kembali. “Pasien TBC yang baru, biasanya tertular dari pasien TBC lainnya,” ungkap Nur Ihsan, Kamis (24/11).
Dia mengungkapkan, jumlah pasien TBC di Puskesmas Pandan mencapai 20 orang. Masih kata Nur Ihsan, penyebab meningkatnya kasus TBS ini disebabkan kurangnya perilaku hidup sehat di keluarganya masing-masing. Kemudian juga disebabkan faktor lingkungan. Apalagi, kata dia, jalan di Kecamatan Sungai Tebelian berbedu.
Dikatakan dia, jika ada pasien TBC, maka masyarakat lain pada radius 100 meter dari rumah pasien, bisa tertular. “Maka kami selalu melakukan contact tracing terhadap pasien TBC ini. Radius 100 meter dari rumah pasien TBC harus kami contact tracing. Ada tida warga yang kemudian batuk pilek, demam dan yang mengarah ke TBC,” katanya.
Dia menjelaskan, penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. “Karenanya, penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC,” bebernya.
TBC pada paru-paru akan menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang dapat disertai dahak atau darah. Selain itu, penderita juga akan merasakan gejala lain, seperti demam, nyeri dada dan berkeringat di malam hari. Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang dan otak.
Jika ditemukan adanya warga yang mengarah pada penyakit TBC, maka tim medis akan mengambil sampel dahak untuk dibawa ke puskesmas dan dicek dahaknya. “Ini untuk penanganan awal hasil dari contact tracing,” katanya.