Sintang, Kalbar – Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Sungai Durian, Dr. Haryono Linoh mengatakan Puskesmas Sungai Durian sedang fokus pada program Pendekatan Keluarga Indonesia Sehat (PIS-PK) yang disponsori oleh Kementerian Kesehatan.
“Program PIS-PK memiliki 12 indikator yang terkait dengan pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),” katanya, Minggu (6/11).
Dikatakan dia, kalau dipaparkan, ada 12 indikator keluarga sehat yang tujuannya adalah membuat keluarga sehat. Kenapa dipilih keluarga ? Karena itu adalah bagian terkecil dari masyarakat. Kalau keluarga – keluarga sudah sehat, otomatis masyarakat akan sehat. “PIS-PK ini modelnya pendataan. Jadi awalnya kita harus pendataan indeks keluarga sehat. Indeks keluarga sehat inilah yang dinilai dari 12 indikator,” kata dia.
Indikatornya diantaranya, pertama ikut program KB. Kedua, melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Ketiga, imunisasi lengkap pada bayi balita. Keempat, ASI eksklusif selama 6 bulan. Kelima, pemantauan pertumbuhan dan berat badan sampai usia 5 tahun. Keenam, penderita TBC, ini masih dikejar-kejar. “Karena TBC ini masih banyak di masyarakat dan masih banyak belum dideteksi. Pasien TBC ini harus diterapi sampai sembuh,” kata dia.
Kemudian, lanjut dia, ketujuh, hipertensi di masyarakat. Pasien hipertensi ini banyak. Hanya saja mereka belum berobat secara teratur. Jadi dalam indeks keluarga sehat, penderita hipertensi harus berobat secara teratur. Jadi jangan merasa sudah baik-baik saja, kemudian berhenti berobat akhirnya tekanan darahnya tidak terkontrol. Kedelapan, penderita gangguan jiwa. Di Sintang ini penderita gangguan jiwa cukup banyak. Makanya akan dibangun rumah sakit gangguan jiwa dan ketergantungan obat. Kesembilan, merokok karena rata-rata merokok. Kesepuluh, jadi anggota JKN BPJS. “Nah kadang-kadang ada masyarakat yang sudah menjadi anggota tapi nanti keluar lagi dari keanggotaan. Karena alasannya saya tidak memakai BPJS nya. Saya bayar dan saya tidak memanfaatkan,” kata dia.
Selanjutnya, Kesebelas sarana air bersih, ini masuk kembali ke pilar STBM yaitu pengelolaan air minum dan makanan dan limbah cair. Keduabelas, memiliki sarana jamban sehat. “Indikator inilah yang sedang kami galakkan,” kata dia.