Sintang, Kalbar – Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Sintang, Santosa mengimbau seluruh sekolah rutin memberikan penyuluhan pada siswanya terkait bahayanya pergaulan bebas seperti melakukan hubungan seks bebas di luar nikah.
Imbauan ini dia sampaikan setelah melihat meningkatnya kasus penyakit menular seksual di kalangan remaja.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Sekolah harus lebih sering melakukan penyuluhan pada siswa sebagai langkah preventif, mencegah pergaulan bebas di kalangan pelajar,” katanya.
Menurut Santosa, jika remaja dibiarkan melakukan pergaulan bebas, dikhawatirkan generasi muda di Kabupaten Sintang akan semakin rusak.
“Saya yakin semua pihak tidak menghendaki hal ini terjadi. Karena itu, harus ada upaya pencegahan dengan memperketat pergaulan para remaja,” kata Santosa.
Dia juga meminta Satpol PP lebih aktif melakukan razia ke tempat tempat hiburan, hotel dan rumah kost. Jika kedapatan ada pasangan di bawah umur sedang berduaan di dalam kamar hotel atau kamar kost, perlu diberikan pembinaan.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung Puri, dr. Andar Jimmy Pintabar mengungkapkan bahwa cukup banyak kasus IMS tahun 2022 yang terjaring di wilayah kerjanya. Di antaranya HIV 5 kasus, sifilis 7 kasus, HbSAg 5 kasus, gonore 7 kasus dan jamur 4 kasus.
Untuk mencegah IMS, kata Andar, Puskesmas Tanjung Puri sudah melakukan penyuluhan ke beberapa sekolah, terutama SMA. Karena ternyata IMS ini sudah menyasar pelajar.
“Selain memberikan edukasi pada pelajar, kami juga melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja tempat hiburan malam di Kota Sintang. Belum lama ini kita datang ke tempat hiburan di Lintas Melawi untuk melakukan pemeriksaan rutin,” katanya.
“Jadi kita melakukan pendekatan terhadap pelaku usaha tempat hiburan. Bukan hanya di tempat itu saja tetapi juga menyasar ke warung remang-remang, contohnya di hutan wisata,” katanya.
Untuk warga yang terjaring IMS, kata Andar, Puskesmas Tanjung Puri langsung melakukan intervensi. Baik itu dengan melakukan pengobatan, pemeriksaan penunjang lebih lanjut dan merujuk ke RSUD Ade M Djoen Sintang.
“Untuk pelajar, karena kita sifatnya edukasi, ketika mereka punya problem kita buka konsultasi melalui poli PKPR. Yang konsultasi banyak. Sedangkan yang berobat tidak banyak,” ungkapnya.