Kubu Raya, Kalbar – Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam menyebut pentingnya basis data dalam upaya penanganan stunting. Banyaknya upaya yang dilakukan dalam menangani stunting, jika tidak dengan basis data yang valid, akan memberikan dampak yang tidak signifikan.
“Banyak upaya yang sudah dilakukan dengan berbagai macam program dan kegiatan. Namun output dan outcame-nya tidak signifikan sebagaimana yang diharapkan. Kenapa? Karena basis datanya tidak valid,” kata Yusran Anizam saat membuka Lokakarya Pemetaan Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Pihak Swasta dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Kubu Raya Berbasis Informasi Geospasial, Kamis (1/12), di Hotel Dangau Kubu Raya.
Dia mengatakan, kesalahan dalam mengambil data akan berakibat upaya yang dilakukan tidak tepat. Bahkan bisa menjadi permasalahan yang lebih besar. Ia lantas menyebut satu di antara contohnya yakni masalah bantuan sosial. Di mana banyak terjadi pertikaian di lapangan akibat bantuan yang salah sasaran.
“Karena itu Bupati Kubu Raya dengan inovasi sistem informasi data berbasis geospasial mendorong terwujudnya satu data dan satu peta. Alhamdulillah dalam jangka waktu satu tahunan ini geospasial sudah bisa menghimpun data yang valid sekitar 80-an persen dari masyarakat di wilayah Kubu Raya,” tuturnya.
Termasuk dalam masalah stunting, lanjut Yusran, satu data melalui sistem informasi data berbasis geospasial sangat penting.
“Bayangkan kalau salah pemetaan data spasialnya, wilayah yang stuntingnya sudah bagus terus diberikan intervensi bantuan program. Sementara wilayah yang semestinya membutuhkan hal itu malah tidak mendapatkan program bantuan. Betapa pentingnya kita melihat data yang berbasis spasial ini,” ujarnya.
Dia menyebutkan, bahwa stunting menjadi sebuah persoalan yang krusial. Sebab tidak saja memengaruhi ukuran tubuh, stunting bahkan berdampak pada intelegensia seseorang. “Dampaknya luar biasa. Bukan hanya dari bentuk tubuh, tapi bisa memengaruhi pertumbuhan otak dan semangat. Bagaimana anak-anak kita mau bersaing nantinya,” ucapnya.
Karena itu, ia memberikan ucapan berterima kasih kepada semua pihak yang telah bersinergi dalam pencegahan dan penanganan stunting di Kubu Raya. Menurutnya, tanpa sinergi lintas sektor, pemerintah daerah tidak akan mampu berbuat banyak.
“Terima kasih atas perhatian semua pihak termasuk dari dunia usaha, yang dengan tanggung jawab sosial dan lingkungannya berusaha untuk ikut serta bertanggung jawab dalam mengatasi masalah stunting ini. Tanpa kepung bakul dari semua pihak, ini tidak mungkin sukses. Kalau hanya mengandalkan pemerintah kabupaten yang punya keterbatasan sumber daya manusia, anggaran, dan sarana prasarana, ditambah harus fokus pada program lainnya, tidak mungkin bisa menyelesaikan masalah ini sendiri,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menargetkan zero stunting pada 2024 mendatang. Dirinya optimistis hal itu dapat tercapai jika sinergi yang telah terbangun dengan berbagai pihak dapat terus dipertahankan. Terlebih Pemkab Kubu Raya memiliki berbagai inovasi yang sangat membantu dalam penanganan masalah stunting.
Dengan kolaborasi dari semua pihak bisa dilakukan percepatan-percepatan dalam upaya penurunan angka stunting di Kubu Raya ini. Target kita zero stunting. Melalui berbagai macam inovasi target ini dikawal. Salah satunya dengan data spasial di sektor kesehatan,” pungkasnya.