• Sabtu, 27 Juli 2024. Jam: 09:01

Serbu Posyandu Untuk Tekan Angka Stunting

Kubu Raya, Kalbar – Tepat di hari ke 120 diamantkan sebagai Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. didampingi Penjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari, S.STP., M.Si. menjadi bintang tamu pada

chanel Triponcast. Podcast dengan pembahasan Tekan Angka Stunting Serbu Posyandu di Kalimantan Barat di Kantor Tribun Pontianak, Kamis (4/1).

Seperti kita ketahui, sejak pertama kali dilantik Penjabat Gubernur Provinsi Kalbar, Harisson dan Windy sudah berkeliling di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Barat khususnya dalam program kerja penurunan angka stunting dengan menyasar pada Pos

Pelayanan Terpadu yang tersebar di seluruh Kalbar.

Berbagai langkah dilakukan, mulai dari Edukasi Gizi, Sosialisasi pentingnya makanan sehat bagi anak, remaja hingga ibu hamil dan menyusui, pembagian makanan bergizi juga melakukan langkah – langkah strategis lainnya. Tak hanya itu, mereka juga melibatkan

stakeholder terkait yakni istri forkopimda, perusahaan dan instansi – instansi lainnya untuk bersama – sama menjadi orang tua asuh penderita stunting agar masalah ini dapat cepat terselesaikan.

Dalam wawancara Podcast, Harisson menjelaskan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak yang disebabkan karena gangguan gizi yang kronis

“Jadi mulai dari janin sampai ke usia 2 Tahun, janin atau bayi dan anak dibawah 2 Tahun ini tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga menghambat pertumbuhan yang pertama pertumbuhan dari kecerdasan atau pertumbuhan otak yang ditandai dengan berat badan tidak naik,” jelasnya.

Harisson juga menghimbau kepada ibu-ibu hamil untuk memperhatikan janin pada saat masa kehamilan hingga bayi lahir sampai dengan umur 2 Tahun karena memang pertumbuhan perkembangan otak anak itu sangat pesat di 1000 hari pertama kehidupan.

“Kalau disitu ada gangguan maka kecerdasannya akan tidak maksimal seperti yang kita harapkan dan kalau sudah lewat dari 2 tahun itu sudah tidak bisa di apa-apakan lagi. Sedikit saja bisa menambah atau kecerdasannya,” ungkap Harisson.

Disampaikannya, Penjabat Gubernur atau Penjabat Kepala Daerah baik Bupati/Walikota mendapatkan 10 Program Pokok yang harus di dituntaskan yakni, Inflasi, penurunan stunting, pengentasan kemiskinan ekstrim, penurunan angka pengangguran terbuka, Percepatan investasi dan masih ada yang lainnya.

“Sebenarnya ini saling berhubungan, pengentasan kemiskinan ekstrem, pengangguran terbuka inikan sebenarnya saling berhubungan yang ujung-ujungnya nanti memang stunting. Kalau menyangkut stunting sendiri memang angka kita masih cukup tinggi yakni di angka 27,8 persen untuk tahun 2022 dan ini sebenarnya sudah turun 2 persen dan seharusnya tidak 2 persen, karena menurut saya sebenarnya kita masih banyak ke retorika (ayot urunkan stunting) dan saat ini kita rubah jangan lagi rapat-rapat, kita turun ke Posyandu bersama PKK yang sampai ke tingkat dusun itu ada, ini sebagai kekuatan, peluang kita.

Mari kita perkuat ibu PKK ini dengan turun ke Posyandu bersama, jadi ibu-ibu ini memasang dengan gizi yang baik kemudian suapi anak-anak langsung disitu, juga harus di ingat jangan sampai keluar dari Posyandu tidak lagi dilaksanakan dan kita minta CSR untuk masuk sehingga minimal 3 bulan anak stunting terus kita suapkan makanan bergizi,” tuturnya.

Kemudian dirinya juga menyampaikan bahwa pemerintah juga mengucurkan anggaran melalui APBN Kementerian Kesehatan sebesar 59 Milyar dalam 1 Tahun ini, dan langsung ditransfer ke rekening setiap Puskesmas yang tentunya bervariasi.

“Ini yang sebenarnya petugas kesehatan, kader, ibu PKK menyiapkan bahan makanan dengan produk lokal yang ada disitu kemudian diberikan kepada anak stunting dan dari Provinsi juga ada melalui Dinas Kesehatan dan BKKBN juga ada, BKKBN inikan organisasi vertikal kalau BKKBN nanti tentang honor dari kader walaupun sedikit. Kita juga sudah meminta data by name by adress data Baduta stunting atau ibu hamil yang kekurangan gizi dan remaja putri yang anemia segala macam lalu dicatat intervensi apa yang dilakukan misalnya pemberian makanan tambahan setiap hari, membersihkan lingkungannya, pemberian obat tambah darah dan lain-lain lalu kemudian bulan depan harus ditimbang dan kalau remaja putri mungkin dicek lagi anemianya terus ibu hamil apakah berat badannya naik. Itulah cara kita memonitor jadi jangan hanya kita retorika keluar dari situ selesai, jadi memang sudah harus ada tabel monitor,” pintanya.

“Stunting ini sangat penting untuk kita cegah, jangan sampai anak-anak kita, generasi yang akan menyongsong 2045 nanti mengalami stunting sehingga mereka tidak bisa bersaing dengan teman-teman mereka baik sesama dari Kalbar, Indonesia maupun bersaing dari teman-teman usia mereka yang dari luar negeri. Stunting ini sebenarnya kuncinya dari pengetahuan ibu, mari kita tingkatkan pengetahuan ibu, pengetahuan remaja putri, pengetahuan ibu hamil dan ibu Baduta tentang pola asuh bagaimana pentingnya minum obat tambah darah, bagaimana pentingnya imunisasi, bagaimana pentingnya memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan maupun bagaimana pentingnya memberikan makanan yang bergizi bagi Baduta. Kalau pengetahuan ibu-ibu sudah bagus saya yakin ini akan mampu menekan angka stunting termasuk nanti tentang ketahanan ekonomi dan ketahanan keluarga, jadi percuma kalau ibunya tahu ternyata untuk membeli ikan mereka kesusahan dan inilah pentingnya peran pemerintah dalam meningkatkan ekonomi dalam perekonomian di rumah tangga,” tutupnya.

Seperti kita ketahui, penanganan Stunting tidak bisa dilakukan dengan sendiri-sendiri namun harus bekerja sama seperti dengan organisasi wanita yang ada di Provinsi Kalimantan Barat salah satunya Tim Penggerak PKK yang dinahkodai oleh Windy Prihastari, juga turut mendukung percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat ini.

“Dari waktu pelantikan itu sudah diberikan arahan oleh Bapak Mendagri dan Ketua Umum PKK bahwa apa pentingnya ketua PKK sebagai Ketua Pembina Posyandu, karena bukan hanya sebagai penggerak saja tapi harus membina langsung ke Posyandu masing-masing dan saya langsung menyampaikan laporan kepada Bapak Penjabat Gubernur bahwa ini arahan dari Bapak Mendagri bahwa kita harus turun langsung ke Posyandu. 2 Hari setelah saya dilantik sebagai Ketua Pembina Posyandu, kami bersama bapak Penjabat Gubernur langsung turun ke Posyandu yang ada di Kota Pontianak dan membuat suatu Program kegiatan mengenai gizi yang dapat dimengerti oleh ibu-ibu hamil, menyusui, yang mempunyai anak Baduta untuk intervensi di dalam kebutuhan gizi dan pak Gubernur membuat suatu strategi dengan ayo masak bersama di Posyandu, jadi kami datang tidak hanya sekedar bercerita tapi ada yang dibuat yakni aksi nyata melakukan demo masak penyiapan menu pendamping ASi untuk anak-anak dibawah 2 Tahun,” terangnya.

Tak hanya itu, dirinya juga menerangkan makanan apa saja yang sangat dibutuhkan pada anak terutama untuk menu pendamping ASI agar anak tidak stunting.

Dirinya juga juga mengapresiasi karena di beberapa Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, ibu-ibu yang hadir di Posyandu sangat antusias dalam mengikuti kegiatan terkait bagaimana cara pola asuh anak Khususnya Menu Pendamping ASI (MP ASI).

“Jadi sebenarnya yang paling penting untuk MP ASI itu pertama Karbohidrat yang didapat dari beras yang kita berikan itu bubur nasi putih bukan beras merah karena beras merah itu terlalu banyak serat, selain itu protein hewani yang didapat dari ikan, telur, ayam, susu bubuk, daging dan yang paling baik adalah ikan karena seratnya lembut sekali dan mudah dicerna dan dilanjutkan dengan lemak yang baik untuk membentuk sel otak yang bisa didapat dari kaldu air ikan kemudian dari minyak makan, margarin dan santan. Cukup 3 itu saja yang kita berikan kepada anak-anak kita. Kalau sayur itu hanya pengenalan,” pintanya.

Kemudian dirinya menyampaikan bahwa PKK di Tahun 2024 mempunyai program khusus dari setiap Pokja yang ada untuk berkolaborasi dan mendukung program penanganan stunting.

“Jadi semua bisa mengawasi, karena setiap Kabupaten/Kota PKK menjadi orang tua asuh untuk anak-anak stunting yang nantinya bisa kita monitoring bersama dengan tim kesehatan yang ada ditempat masing-masing. Untuk masyarakat di Kalimantan Barat mari kita bersama-sama untuk menyukseskan penurunan angka stunting di Kalimantan Barat yang sangat penting sekali untuk generasi kita kedepan dengan cara serbu Posyandu,” pungkasnya.

Oleh: (Nizar Prima Ramadan, S.STP)

Read Previous

Kelola Sampah DLH Sanggau Sebar Surat Imbauan Pengelolaan Sampah – Dinas Lingkungan Hidup

Read Next

Sekda Ketapang Tekankan Disiplin Kerja Aparatur