
Sintang, Kalbar – Puskesmas Jelimpau di tahun 2022 ini, menangani banyak sekali kasus gigitan anjing. Demikian disampaikan Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Jelimpau, Ahmad Mudasir, saat diwawancara oleh media ini pada Selasa (15/11). Dia mengatakan, kasus gigitan anjing penyebab rabies memang meningkat di tahun ini.
“Nah inilah yang menjadi konsentrasi kami. Sudah beberapa kali kami anjurkan ke warga untuk lebih berhati-hati terhadap anjing. Karena di sebagian besar wilayah kerja kami, masyarakatnya memiliki hewan ternak berupa anjing,” kata dia.
Dikatakan dia, sampai Oktober kemarin, kasus gigitan anjing di wilayah kerjanya, sudah lebih dari 20 an kasus. Namun, untuk kasus rabies masih belum ada. “Sekarang saja di puskesmas sedang merawat pasien gigitan anjing,” ungkapnya.
Dia bersyukur, walau kasus gigitan anjing meningkat, namun belum ada yang mengarah pada rabies.
Ia mengingatkan masyarakat, bahwa digigit oleh anjing memang dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Terutama jika anjing yang menggigit, merupakan anjing yang terinfeksi oleh virus rabies, dan memiliki perangai ganas.
“Rabies ini merupakan virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan terinfeksi,” jelasnya.
Dikatakan dia, jika digigit anjing, segeralah merawat lukanya untuk mengurangi risiko infeksi bakteri atau virus rabies. Jika kulit akibat gigitan anjing tidak rusak, kamu dapat mencuci area kulit yang digigit dengan air hangat dan sabun. Namun, apabila kulit mengalami kerusakan, segeralah cuci area tersebut dengan sabun dan air hangat. Kemudian, tekan lukanya dengan lembut untuk mengeluarkan darahnya dan menutup lukanya.
“Mengeluarkan darah yang ditekan dari luka gigitan tersebut dapat membantu mengeluarkan kuman,” katanya.
Setelah itu, segera periksakan diri ke puskesmas agar segera mendapatkan pertolongan.