Sintang, Kalbar – Sebanyak 900 masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Merakai penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Data tersebut diungkapkan oleh Ricky Natanil Sucipta, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Merakai, saat ditemui media rakyatborneo.com pada Kamis (24/11).
“Di tahun ini jumlah kasus ISPA meningkat dan paling banyak dibanding penyakit lainnya,” kata Ricky Natanil Sucipta. ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.
“ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Pada sebagian besar kasus, ISPA disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus,” jelasnya.
Dikatakan dia, penyebab jumlah kasus ISPA meningkat karena perubahan iklim. Apalagi saat ini musim hujan. Masih kata Ricky, selain ISPA, penyakit yang mendominasi di wilayah Puskesmas Merakai yaitu rematik dan asam urat. “Untuk hipertensi dan TBC masih rendah jumlah kasusnya,” kata dia pada wartawan.
Sementara untuk kasus Infeksi Menular Seksual (IMS), kata dia, terdapat 2 kasus. Sedangkan tahun 2021 sebanyak 4 kasus. Pasiennya rata-rata remaja yang merupakan anak putus sekolah. Dikatakan dia, pihaknya masih terus melakukan pelacakan untuk kasus IMS ini. Puskesmas Merakai juga selalu melakukan edukasi ke setiap sekolah, kemudian ke desa-desa untuk sosialisasikan. “Karena kita juga dibantu oleh tenaga nakes yang ada di pustu dan polindes. Kita edukasi kepada masyarakat, terkait dengan masalah IMS ini,” katanya.