• Rabu, 9 Oktober 2024. Jam: 22:44

Jarot Buka Sosialiasi Sejarah dan Nilai Museum KAA

Sintang, Kalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno membuka pelaksanaan Sosialisasi Sejarah dan nilai-nilai Museum Konferensi Asia Afrika di Pendopo Bupati Sintang pada Sabtu (27/8).

Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Asosiasi Museum Indonesia Amida Kalimantan bekerjasama dengan Museum Konferensi Asia Afrika Bandung tersebut menghadirkan peserta dari kalangan pelajar, penggiat sejarah, perwakilan etnis, penggiat budaya Kabupaten Sintang.

Jarot Winarno menyampaikan, Indonesia adalah bangsa besar dan kita bangga tinggal di Indonesia. “Di usia 77 tahun kita terus berdiri kokoh, ada negara lain yang bangkrut. Saat ini kita dihadapi dengan tantangan kondisi ekonomi yang tidak baik. Ada banyak komoditas yang harganya naik tetapi kita terus mampu menghadapi kondisi ini. Kabupaten Sintang terdiri dari berbagai macam etnis. Sintang adalah Indonesia mini. Sintang rumah besar kita bersama,” terangnya.

Ia menjelaskan, pada tahun 1955 telah dilaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Di mana saat itu memimpin negara di kawasan Asia dan Afrika untuk bersatu dan mengikrarkan diri untuk hidup damai dan berdampingan. Itulah sejarah dunia dan Indonesia terus menjaga perdamaian dunia.

“Di dalam negeri Indonesia, kita bisa hidup damai. Sementara ada banyak negara meskipun satu bahasa, satu suku dan satu agama tetapi tidak damai dan penuh konflik seperti beberapa negara di Timur Tengah. Sejarah sudah membuktikan bahwa perdamaian sangat penting untuk dijaga. Terima kasih kepada Amida dan Museum Konferensi Asia Afrika yang sudah melaksanakan kegiatan ini,” jelasnya.

Kepala Museum Konferensi Asia Afrika, Dahlia Kusuma Dewi menyampaikan alasan melaksanakan kegiatan di Kabupaten Sintang yakni Sintang bagian dari sejarah lahirnya Burung Garuda dan Sintang didiami oleh semua etnis yang ada di Indonesia.

“Semua itu ada hubungannya dengan Museum Konferensi Asia Afrika Bandung yang ingin menanamkan nilai perdamaian. Pada 18 April  1955 yang lalu, Bandung dijadikan lokasi bertemunya pemimpin negara di Asia dan Afrika dalam sebuah pertemuan Konferensi Asia Afrika. KAA menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kawasan Asia Afrika untuk menciptakan perdamaian dunia. Konsep politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Kita bebas dan merdeka dalam menentukan sikap dalam pergaulan dunia khususnya saat ada blok Barat dan blok Timur,” jelas dia.

“Dari Bandung, saat itu kita menyuarakan kesamaan posisi negara yang ada di dunia. Saat itu kita baru 10 tahun merdeka, tetapi kita sudah mampu menunjukkan diri sebagai negara yang mendukung perdamaian dunia.  Ada 29 negara di kawasan Asia Afrika yang hadir di Bandung saat itu termasuk Indonesia sebagai tuan rumah,” imbuhnya.

Ketua AMIDA Kalimantan Siti Musrikah menyampaikan Asosiasi Museum Indonesia Kalimantan membawahi 24 Museum swasta dan negeri di Pulau Kalimantan.

“Kegiatan ini untuk mengenakan sejarah dan nilai dari Museum Konferensi Asia Afrika Bandung. Kami berharap kegiatan ini bisa terus dilakukan agar nilai sejarah bisa dipahami oleh banyak kalangan di Kabupaten Sintang,” tutupnya.

Read Previous

Event Pancur Aji Dibuka

Read Next

Bupati Erlina Buka MTQ ke – XXXIII