• Kamis, 25 Juli 2024. Jam: 08:05

Sepanjang 2021, 50 Orang Sintang Kena HIV

Sintang, Kalbar – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Darmadi mengatakan total jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sintang dari tahun 2006 sampai tahun 2022 berjumlah 575 orang. Dikatakan dia, untuk tahun 2019 jumlah penderita HIV/AIDS yang ditemukan sebanyak 68 orang, kemudian tahun 2020 sebanyak 53 orang dan tahun 2021 sebanyak 50 orang. Sedangkan untuk tahun 2022 masih sedang dilakukan pendataan secara kumulatif sampai akhir Desember nanti. Masih kata Darmadi, menurun atau naiknya jumlah penderita HIV/AIDS tergantung keagresifan dari pencari atau penemunya. “Karena kami tergantung dari penjangkaunya,” kata dia.

Kasus HIV ini, prinsipnya adalah menemukan dan melakukan pengobatan secara terus-menerus sampai akhir hayatnya penderita. Harapan dari program penjangkauan HIV adalah agar penderita HIV ini ditemukan dan penderita HIV tersebut mempunyai harapan hidup yang sama dengan kita. “Jadi selama ditemukan positif itu harus bantu diobati,” kata Darmadi ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (12/11).

Dia mengatakan, untuk kasus HIV penemuannya mengalami penurunan. Penemuan ini tidak berdasarkan kunjungan puskesmas. Tapi orang dengan penderita HIV harus ada penjangkaunya. Tanpa ada penjangkau, tidak mungkin HIV ini ditemukan. Dari jumlah kasus, rata – rata masih HIV dan belum sampai ke AIDS. Dikatakan dia, usia rata – rata penderita HIV/AIDS, paling banyak adalah di usia produktif, yaitu 25 – 49 tahun dengan jumlah 437 orang. Sedangkan jumlah yang meninggal dunia mencapai 137 orang.

Darmadi mengatakan, kasus HIV / AIDS akan terasa setelah 3 bulan terjangkit.

Jadi setelah 3 bulan harus segera diperiksa. “Kalau orang tersebut sudah merasakan gejalanya mulai muncul,” katanya.

Dikatakan dia, genjala yang muncul condong pada munculnya penyakit-penyakit seksual. Seperti sifilis, kemudian kulit sarkoma yang muncul di daerah kemaluan.

“Terus penyakit-penyakit lain mudah masuk, karena yang diserang imunitasnya. Nafsu makan kurang, turun berat badan secara drastis. Ya secara umum banyak sebenarnya,” kata dia.

Dia memprediksi, jumlah kasus HIV AIDS di Kabupaten Sintang terbilang tinggi. Hanya saja kadang pasien tidak mau melakukan upaya agar harapan hidupnya lama.

“Pasien cenderung pasrah. Apalagi yang jauh-jauh. Karena HIV ini harus dirahasiakan. Inilah yang membuat orang kesehatan sendiri tidak bisa bergerak. Stigmanya tinggi, yang menjadi masalah,” kata dia.

Read Previous

Poli PKPR Puskesmas Sungai Durian Siap Terima Konsultasi Remaja

Read Next

Parade Kebudayaan Kalbar Tahun 2022 Resmi Dibuka