Sintang, Kalbar – Pastor Paroki Keluarga Kudus Romo Sabinus Amir, Pr menjelaskan bahwa luas bangunan gereja Katolik Keluarga Kudus Pandan mencapai 640 meter persegi atau 32 x 20 meter. Biaya yang dihabiskan untuk pembangunan gereja adalah Rp 3.7 miliar. Dana berasal dari Pemprov Kalbar, Pemkab Sintang dan donator bersama umat. Ada juga yang membantu dalam bentuk material seperti batu, semen dan pasir. “Saya bersyukur atas rahmat yang sudah diterima oleh umat disini melalui banyak tangan. Kami berterima kasih kepada Pemprov Kalbar, Pemkab Sintang, Keuskupan Sintang, para donator, dan umat di Paroki Pandan sehingga pembangunan gedung gereja bisa selesai,†terang Romo Sabinus Amir, Pr.
Gereja ini sudah diberkati dan sudah digunakan untuk misa. Meskipun fisik bangunan belum selesai 100 persen. Beberapa bagian dalam gereja belum bisa diselesaikan seperti sakristi, jendela dan pintu. “Kami akan meneruskan pembangunan fisik gereja. Saya mengajak seluruh umat Paroki Pandan untuk menggunakan gereja ini dengan baik. Gereja boleh kotor dan rusak, asalkan digunakan dengan baik untuk beribadah. Paroki Keluarga Kudus Pandan secara administratif sudah berumur 25 tahun,†tambah Romo Sabinus Amir, Pr.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sintang, Ir. Florentinus Anum, M. Si bersama Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap meresmikan gedung gereja Katolik Paroki Keluarga Kudus Pandan pada Kamis (19/11). Peresmian ditandai dengan pembukaan kain plang nama dan penandatangan prasasti oleh Pjs Bupati dan Uskup Sintang, serta pengguntingan pita oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si.
Pjs Bupati Sintang, Ir. Florentinus Anum, M. Si menyampaikan Pemkab Sintang selalu mendukung pembangunan sarana ibadah untuk memperkuat iman dan moral masyarakat. “Gereja harus menjadi tempat membangun moral dan iman umat Katolik. Saya melihat, pertumbuhan gereja di Kabupaten Sintang secara kuantitas belum mampu memenuhi harapan kita seiring pertumbuhan umat. Masih banyak umat yang belum memiliki gereja,” katanya.
Keberadaan gereja juga diharapkan menjadi sarana menumbuhkan sikap toleransi kepada sesama.
“Di sekitar pandan ini, kami melihat akan terjadi perkembangan yang cukup pesat, karena dekat dengan Bandara Tebelian. Kami yakin bahwa daerah Pandan ke depannya akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, keberadaan gereja yang representatif sangat dibutuhkan di kota yang akan tumbuh ini. “Dengan demikian, kita perlu adanya gereja yang besar dan megah. Ini sejalan dengan umat beragama lain di Sintang yang juga berlomba-lomba membangun sarana ibadah yang megah dan besar. “Apa yang umat Katolik lakukan di sini, adalah bentuk dukungan kepada Pemkab Sintang dalam terus mendorong masyarakat yang semakin religius,†terang Florentinus Anum.