• Senin, 16 September 2024. Jam: 05:27

Tahun 2021, AKI di Sintang Capai 18 Kasus

Sintang, Kalbar – Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Bennie Enos mengatakan, jumlah kasus kematian ibu (AKI) pada 2020 dan 2021 sebagian besar disebabkan karena Covid 19. 

“Kondisi Angka Kematian Ibu di Kabupaten Sintang pada tahun 2020. Jumlah AKI sebanyak 18 kasus yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas. Lalu pada 2021, juga mencapai angka 18 kasus,” ucapnya.

Penyebab AKI, seperti yang dijelaskan Bennie, adalah kehamilan, persalinan, dan nifas. Namun pada masa pandemi ternyata juga berdampak pada peningkatan kasus AKI. “Di tahun 2021 sampai 12 Oktober 2021, sudah ada 18 kasus kematian yang juga disebabkan oleh 7 orang karena terpapar Covid-19, dan sisanya disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas,” jelasnya, pada wartawan ini, Kamis (3/11).

Ia mengatakan, bahwa secara global dan nasional, menurunkan AKI dan AKB memang menjadi perhatian. Kabupaten Sintang terpilih dari 200 kabupaten kota se-Indonesia untuk menjadi lokasi khusus penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi tahun 2021. Dari 200 kabupaten kota tersebut, di Kalimantan Barat ada delapan kabupaten yang dipilih, salah satunya Kabupaten Sintang.

“Mengapa Kabupaten Sintang terpilih, karena terjadi tren peningkatan angka kematian ibu dan bayi sejak 2017 hingga 2020. Tahun 2017 angka kematian ibu mencapai 11 kasus, 2018 terjadi 11 kasus, 2019 terjadi 15 kasus, dan pada tahun 2020 sampai November 2020 sudah mencapai 16 kasus kematian ibu dan itu menjadi angka tertinggi se-Kalbar,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan bahwa peningkatan Angka Kematian Ibu dan Bayi disebabkan oleh beberapa faktor.

Ada istilah 4 Terlalu, yang pertama terlalu muda usia kehamilannya yang dimana hamil dibawah usia 20 tahun, yang kedua terlalu tua dengan usia hamil diatas 35 tahun, terlalu dekat jarak kehamilannya, terlalu banyak mengalami kehamilan. “Kemudian juga, kadang ibu-ibu suka terlambat yang dalam istilah kita sebut 3 hal terlambat, yakni terlambat mengetahui tanda bahaya seperti pendarahan, hipertensi dan lainnya, terlambat mengambil keputusan, terlambat dilakukan pertolongan. Sehingga menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Sintang,” ungkapnya.

Read Previous

Sejumlah Perusahan Malaysia Lakukan Lawatan di Kota Pontianak

Read Next

9 Kecamatan Jadi Lokus AKI di Kabupaten Sintang