• Sabtu, 27 Juli 2024. Jam: 07:16

TPPS Sintang Gelar Lokakarya Susun Instrumen Monev Kinerja

Sintang, Kalbar – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sintang bekerjasama dengan USAID ERAT melaksanakan lokakarya untuk menyusun mekanisme dan instrumen Monitoring Evaluasi Kinerja TPPS Kabupaten Sintang di Aula Serantung Waterpark pada Rabu (8/3).


Asisten Perekonomian dan Pembangunan Yustinus J menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sintang menargetkan angka stunting di tahun 2024 adalah 14 persen sesuai dengan target nasional.


“Maka kinerja TPPS Kabupaten Sintang perlu diperkuat dan evaluasi itu penting. Apalagi stunting ini mengancam kualitas sumber daya manusia Kabupaten Sintang di masa yang akan datang, untuk pencegahan stunting hendaknya dimulai dari dalam keluarga. Saat ini, kita sudah sudah membentuk 14 TPPS Kecamatan dan 407 TPPS di kelurahan desa se Kabupaten Sintang,” ungkapnya.


Dia berharap, dengan memiliki TPPS yang banyak dan lengkap ini, upaya percepatan penurunan stunting bisa dicapai sesuai target di tahun 2024 adalah 14 persen.
“Maka saya mendukung, kalau hari ini dilaksanakan lokakarya untuk menyusun mekanisme dan instrumen monitoring evaluasi kinerja TPPS Kabupaten Sintang,” ucapnya.


Lebih lanjut, menurutnya kalua mekanisme dan instrumen monev kinerja TPPS sudah tersusun nanti, maka bisa mengetahui sejauh mana kinerja dalam menurunkan stunting. Evaluasi bisa dilakukan menyeluruh, mulai dari TPPS di Kabupaten Sintang sampai TPPS di desa kelurahan.


Kepala Bidang Kesejahteraan Keluarga dan Keluarga Berencana pada Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang, Sely Gatie menjelaskan bahwa upaya penurunan stunting ini dimulai sejak 2018 yang lalu.


“Kita sudah launching Februari 2018. Kegiatan ini konvergensi artinya bergerak bersama antara jajaran Pemkab Sintang dan banyak stakeholder. Hasilnya, hasil survey dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka stunting di Kabupaten Sintang tahun 2022 tersisa 18,7 persen dan itu terendah se Kalimantan Barat,” terangnya.


Dia juga mengatakan, sejak 2018 lalu, baru nampak hasilnya di tahun 2022. Target penurunan stunting bisa 14 persen di tahun 2024 nanti. Maka, TPPS Kabupaten Sintang akan menyusun mekanisme dan instrumen monitoring dan evaluasi kinerja.


“Monev ini baik untuk memperkuat upaya penurunan stunting, kita menjadi tahu kekurangan dan kelemahan kita selama ini. Maka lokakarya ini kita laksanakan. Selama ini kita belum punya instrumen dan mekanisme monev kinerja TPPS Kabupaten Sintang,” terangnya.


USAID ERAT Nanang Kusriyanto menjelaskan bahwa lokakarya penyusunan mekanisme dan instrumen monitoring evaluasi kinerja TPPS Kabupaten Sintang dilaksanakan untuk memperkuat lagi kinerja TPPS dalam menurunkan stunting.


“Kami ingin agar upaya penurunan stunting di Kabupaten Sintang semakin efektif dan efisien. Maka mekanisme dan instrumen untuk monitoring saat evaluasi harus disusun dan dilaksanakan. Kegiatan ini akan berlangsung dua hari, kita akan berdiskusi tentang susunan dan cara mekanisme serta instrumen yang akan dipakai untuk monitoring dan evaluasi nanti,” pungkasnya.

Read Previous

Bupati Erlina Buka Rapat Teknis Dukcapil Se-Kalbar

Read Next

Pj. Bupati Landak Hadiri Kegiatan Panen Raya Padi