Sintang, Kalbar – Seluruh kepala desa di Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah Kabupaten Sintang, yang berbatasan langsung dengan Malaysia masih mengeluhkan persoalan buruknya infrastruktur jalan.
“Keluhan seluruh kades dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbag) tahun ini masih sama. Persoalan infrastruktur jalan yang masih banyak rusak,” kata Anggota DPRD Kabupaten Sintang, Heri Jambri.
Politisi Partai Hanura asal Ketungau ini mengatakan, pembangunan wilayah perbatasan masih stagnan. Jalan pararel perbatasan yang sudah dibuka pun, kondisinya telah hancur karena banyak ruas yang belum diaspal.
Heri mendesak pemerintah pusat tidak hanya berjanji untuk membangun wilayah perbatasan. Dikatakannya, sebanyak 11 desa di Kecamatan Ketungau Hulu yang berbatasan langsung dengan Malaysia, kondisi infrastruktur jalannya hancur. “Jalan pararel yang telah dibuka itu, tidak melewati desa-desa yang berbatasan dengan Malaysia. Jalan pararel perbatasan milik Indonesia memang tidak berada di batas negara. Berbeda dengan Malaysia, yang jalan pararel perbatasannya betul-betul berada di batas negara,” katanya.
Dia menginginkan, selain melanjutkan pembangunan jalan pararel perbatasan, pemerintah mesti segera membangun jalan sirip dari jalan pararel menuju desa di batas negara. “Jalan sirip pararel perbatasan harus segera dibangun. Saat ini, kondisi 11 desa di batas negara terisolir karena hancurnya infrastruktur jalan,” katanya.
Selain 11 desa di Kecamatan Ketungau Hulu yang terisolir, ada 3 desa di Kecamatan Ketungau Tengah yang juga terisolir oleh jalan bubur.