• Jumat, 20 September 2024. Jam: 02:37

2023 Desa Diminta Anggarkan Program ODF

Sintang, Kalbar – Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Kebong, Roy Martadi Nurmansyah mengatakan, bagi desa yang belum ODF di wilayah kerjanya pada tahun 2022, karena desa tersebut belum bisa menganggarkan program ODF di tahun 2022, maka di tahun 2023 harus dianggarkan.

Dikatakan dia, saat ini total ada 7 desa yang sudah ODF, yang terdiri dari 3 desa sudah deklarasi dan 4 desa telah selesai verifikasi. Kemudian 6 desa lainnya akan dikejar agar sudah ODF di tahun depan.

Ia menargetkan 7 desa di wilayah kerjanya harus sudah ODF di tahun ini. Pernyataan ini disampaikannya saat diwawancarai media ini, Rabu (16/11). Dia mengatakan, awalnya Puskesmas Kebong hanya menargetkan dua desa yang harus sudah ODF. “Tapi sekarang begitu saya bertugas di sini, saya targetkan 7 desa,” katanya.

Dia mengungkapkan 3 desa sudah deklarasi ODF, yaitu Ensaid Panjang, Sungai Maram dan Sungai Pukat.

Kemudian yang sudah diverifikasi yakni Desa Landau Kodam, Sepan Lebang, Gemba Raya dan Desa Pelimping. “Ini tinggal menunggu proses penyelesaian, dan mereka kadesnya berjanji di akhir tahun ini bisa untuk deklarasi. Tapi untuk deklarasi, kita serahkan ke pihak desa. Intinya, desa mereka sudah terverifikasi, sudah bersertifikat bahwa desa mereka ODF,” katanya.

Dia mengungkapkan pelaksanaan program ODF ini karena kesadaran dari masyarakat yang kurang. “Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak pemdes, pemerintahan desa di desa masing-masing, yang welcome terhadap kami, terhadap lintas sektor kecamatan,” ucapnya.

Dia menyampaikan terima kasihnya pada pemerintah desa yang sudah membantu masyarakat yang belum memiliki WC dengan memberikan bantuan berupa kloset, pasir, semen dan pipa.

Masih kata dia, sekarang ini kembali lagi ke masyarakatnya. Dia menegaskan, yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Bahwa tidak semua bahan untuk membuat WC bisa disiapkan oleh desa. Tidak semuanya bisa disiapkan oleh puskesmas, atau dinas kesehatan. “Harus diketahui oleh masyarakat, yang namanya STBM bersumber dari masyarakat. Mereka kembali yang mengelolanya. Bantuan sudah diberikan. Ya tidak ada salahnya mereka mengeluarkan tenaga untuk membuat WC,” tegasnya. 

Dikatakan dia, ada beberapa desa yang kurang komunikatif tapi sudah diberikan edukasi dan diberikan sosialisasi. “Akhirnya mereka welcome. Tinggal pelaksanaannya saja, yang pastinya anggaran memang terbatas,” katanya.

Read Previous

Dinkes Sintang Kembali Vaksinasi Covid 19

Read Next

Pasangan Pra Nikah Discreening HIV