• Jumat, 20 September 2024. Jam: 11:46

Desa Jentawang Hilir Jadi Lokus Penanganan Stunting

Sintang, Kalbar – Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Nanga Ketungau, Arwadi mengatakan Desa Jentawang Hilir menjadi lokus penanganan stunting di wilayah kerja Puskesmas Nanga Ketungau. Ia menyampaikan hal tersebut pada Senin, (7/11).

Dia mengatakan, banyak perlambatan di area Pusat Kesehatan Nanga mungkin karena mabuk. “Akibat suami istri bekerja. Jadi pola makan anaknya tidak diatur. Kalau karena faktor kemiskinan, tidak juga,” kata dia.

Dikatakan dia, jumlah stunting di wilayah kerjanya mencapai puluhan kasus. Rata-rata di usia balita. Tapi mereka belum sampai mengalami gizi buruk. Untuk penanganan kasus stunting ini, lanjut dia, harus dilakukan dengan melibatkan lintas sectoral. “Karena stunting itu hanya dampak, jadi puskesmas atau tenaga kesehatan hanya menangani dari dampak yang terjadi. Penyebabnya bisa dari dampak ekonomi, atau faktor yang lain-lainnya. Untuk itu, kami tidak bisa kerja sendiri,” katanya.

Masih kata Arwadi, dalam program stunting pihaknya bekerja sama pemerintah desa, kecamatan dan organisasi lainnya. “Kegiatan yang sudah kita lakukan itu, pembinaan kepada kader posyandu, kemudian pelatihan komunikasi antar pribadi, mengadvokasi desa dan pemberian makanan tambahan di posyandu,” ungkapnya.

Dikatakan dia, untuk penanganan stunting, dari desa juga membuat makanan dari bahan lokal.

Dia memaparkan, program posyandu sedikit mengalami kendala. Diantaranya, balita yang sudah waktunya mendapatkan imunisasi tapi untuk ke posyandu, tingkat partisipasinya rendah daripada yang masih bayi.

Read Previous

26 Warga Mengungsi di Shelter LKK Akibat Banjir

Read Next

Wakot Tinjau Banjir di Pasar Baru