Sintang, Kalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, program keluarga berencana (KB) dengan gerakan satu juata akseptor diharapkan mampu mengurangai angka kegagalan kontrasepsi, angka putus kontrasepsi, dan tentunya bisa mendapatkan peserta akseptor KB yang baru.
Jarot yang hadir di kegiatan pemberian pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor pada Harganas mengatakan, saat pandemi Covid 19, pemberian pelayanan KB harus sangat hati-hati. Karena harus melaksanakan penerapan protokol kesehatan. Sehingga membuat para calon akseptor enggan datang. “Akhirnya berpengaruh pada angka putus kontrasepsi yang terjadi dimana-mana,” ujar Jarot.
Tahun ini, kata Jarot, Kalbar menargetkan sekitar 26.000 akseptor baru, sedangkan untuk Sintang ditargetkan 1.900 orang akseptor baru. Jarot mengingatkan dalam pemberian pelayanan KB, harus menerapkan protokol kesehatan, karena Sintang masih zona orange. “Untuk ibu-ibu calon akseptor, mari ajak tetangga, teman-teman, kenalan yang belum menggunakan alat untuk pengaturan angka kelahiran,” kata dia.
Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A), Maryadi menyampaikan, kegiatan pelayanan KB serentak sejuta akseptor dilakukan secara kontinue dan juga dilaksanakan bertepatan dengan Harganas. BKKBN Pusat meminta seluruh kabupaten kota untuk melaksanakan pelayanan sejuta akseptor. “Kabupaten Sintang juga tidak mau ketinggalan, kita ambil bagian untuk mencapai target yang di tentukan oleh pemerintah pusat,” kata Maryadi.
Ia menargetkan untuk Kabupaten Sintang tahun 2021, sebanyak 1.900 akseptor. Lanjut Maryadi, pelayanan KB serentak sejuta akseptor di Kabupaten Sintang yang dilaksanakan sejak Maret sudah hampir mencapai 700 akseptor. “Mudah-mudahan di akhir tahun target bisa tercapai, bahkan bisa melebih target,” harapnya.
Ada 5 tempat yang sudah disiapkan untuk melakukan pelayanan KB serentak. Ditambah dengan di bidan praktek sekitar 6 tempat.