Sintang, Kalbar – Sekitar tahun 2015, ternak lele sedang berkembang pesat di Kabupaten Sintang. Banyak masyarakat di kabupaten ini memulai ternak lele jumbo di pekarangan rumahnya. Tapi akhirnya, para peternak ikan lele ini hanya bisa menjual produksi lelenya ke pasar dan ke pedagang pecel lele, yang jumlah pembelinya terbatas. Sementara, produksi ikan lele yang dihasilkan para peternak lele sangat banyak. Akhirnya, para peternak kebingungan untuk menjual ikan lelenya yang sudah berukuran besar.
“Dari sinilah, saya terinsipirasi untuk menampung ikan lele yang berukuran besar dari para peternak lele. Kemudian, ikan lele yang sudah berukuran besar itu saya buat menjadi abon lele,” kata Mohammad Waldi, pengusaha Abon Lele Simpang Raya, Senin (3/10).
Waldi belajar membuat abon lele secara otodidak. Setelah melihat usaha tersebut berkembang di Pulau Jawa. Ia pun tertarik untuk mengembangkan usaha abon lele dan abon toman di Sintang. Ia kemudian menamai usahanya ini dengan nama Simpang Raya. Selain memproduksi abon lele, Waldi juga memproduksi abon toman, kerupuk kulit ikan dan kerupuk tulang ikan.
“Ikan lele jumbo atau lele lokal yang bisa dijadikan abon memang harus berukuran besar. Karena selain dijadikan abon, kulit dan tulangnya bisa dijadikan kerupuk,” kata Waldi.
Bahan – bahan untuk membuat abon lele dan abon toman ini terdiri dari ikan lele atau ikan toman, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, gula merah dan gula pasir. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan diantaranya, alat penggorengan, alat penggiling, penyuiran dan alat pengeringan minyak (spinner).
Cara membuat abon lele dan abon toman yakni kukus ikan lele atau ikan toman. Kemudian lakukan penyuiran untuk memisahkan antara daging, kulit dan tulangnya. Selanjutnya tumis bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan hingga harum.
Setelah itu, masukan daging ikan ke dalam penggilingan dan lakukan penggilingan. Selesai digiling, goreng daging ikan bersama bumbu-bumbu yang telah dihaluskan. Angkat daging ikan yang telah digoreng, untuk dikeringkan dengan alat pengeringan minyak (spinner). Selanjutnya sortir kembali agar tidak ada tulang yang masih tercampur dalam abon. Selesai melakukan penyortiran, abon lele dan abon toman bisa langsung dimasukan dalam kemasan.
Waldi memproduksi abon lele dan abon toman dalam sekali produksi masing-masing sebanyak 175 bungkus dengan ukuran berat bersih 100 gram. Dalam sebulan sebanyak 300 kg ikan lele dan 300 kg ikan toman ia produksi menjadi abon lele dan abon toman. Proses pembuatan abon ini menghabiskan waktu sekitar 2 hari untuk sekali produksi.
Untuk abon lele, perbungkusnya seharga Rp23.000, sedangkan abon toman Rp25.000 perbungkusnya. Kerupuk kulit ikan dijual seharga Rp8.000 perbungkusnya. Untuk kerupuk tulang ikan harganya Rp6.000 perbungkus.
Abon lele, abon toman dan kerupuk kulit ikan bisa anda dapatkan di swalayan – swalayan di Kota Sintang dan Kota Pontianak. Waldi juga memasarkan produknya hingga ke Jakarta dan beberapa kota besar di Pulau Jawa. Bagi yang ingin membelinya dapat menghubungi nomor 081345311541. Dari usahanya ini, Waldi dapat meraup keuntungan mencapai Rp 6.000.000 perbulannya.