Kubu Raya, Kalbar – Muhammad Tegar Vanisa, anggota Pasukan Pengibar Bendera Kabupaten Kubu Raya, yang juga merupakan pelajar Pondok Pesantren Khulafur Rasyidin Kembali berbagi kisah di acara Triponcast (Tribun Pontianak Official Podcast) pada Jumat (26/8) bersama Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan terkait aksi heroiknya saat Upacara Pengibaran Bendera di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya pada 17 Agustus lalu.
Tegar melakukan manuver memutar tubuh sedemikian rupa demi menyelamatkan bendera merah putih dari insiden terlilit pada saat akan dikibarkan. Ketika itu, aksi sigap Muhammad Tegar Vanisa itu mengundang decak kagum banyak pihak bahkan sempat viral di media sosial.
“Terlepas itu termasuk kategori insiden, namun pesan penting di sini terlihat adanya sebuah aksi kepekaan yang tinggi, sikap reflek yang cepat, dan antisipatif bisa mengatasi problem seperti ini dengan sigap. Karena hal seperti ini bisa terjadi pada siapapun, kapanpun, dan di manapun,” kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengomentari aksi Tegar.
Muda mengajak semua pihak melihat peristiwa tersebut dari sisi positif. Di mana pada era kekinian dibutuhkan kepekaan tinggi dan respons cepat pada setiap problem yang ada. Dengan begitu akan tercipta generasi bermental karakter unggul dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
“Salut luar biasa dengan anak-anak Paskibra Kubu Raya. Semoga ini menjadikan hikmah pesan bekal bagi masa depan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan zaman,” ucap dia.
Muda menyebut, sosok Tegar merupakan contoh anak muda yang progresif, optimistis, dan punya kepekaan rasa yang tinggi. Menurutnya, apa yang Tegar dan Paskibra Kubu Raya tampilkan menjadi sebuah momen visual yang baik.
“Luar biasa pembelajarannya bagi semua terutama generasi muda zaman ini yang jauh mesti lebih responsif, kreatif, inovatif, dan penuh inisiatif dari rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap diri sendiri, keluarga, kampung, daerah, dan negeri tercinta ini. Ananda Tegar Vanisa menjadi keterwakilan potret sikap karakter heroik dari semua Paskibra Kubu Raya dan anak-anak muda lainnya di era serba cepat dengan transformasi digital yang memang membutuhkan kejar solusi cepat tepat,” tutur dia.
Muhammad Tegar Vanisa mengaku, awalnya terbebani dengan peristiwa bendera yang nyaris terlilit. Namun di luar dugaannya, sejumlah pihak ternyata menilai apa yang dilakukannya adalah suatu aksi penyelamatan yang gemilang. Alih-alih sebuah kesalahan.
“(Anggapan) bukan sebagai kesalahan tapi sebagai nilai plus karena sudah memperbaiki kesalahan. Dari lubuk hati terdalam saya berterima kasih kepada mereka yang sudah mendukung dan berpikir positif. Sudah memandang dari sudut pandang yang baik,” ucap Tegar.
Dia mengungkapkan, dirinya sempat merasa gagal menjalankan tugas sebagai anggota Paskibra. Namun rasa itu berangsur hilang seiring banyaknya apresiasi yang datang dari berbagai pihak. Dari adanya pandangan positif banyak pihak, kata Tegar, dirinya merasa lega.
“Di situlah perubahan terjadi, yang dari awalnya takut, sedih, kecewa, dan kesal, bahkan saking kecewanya ingin mengulangi waktu, tapi itu semua berubah karena ada banyak orang yang menganggap apa yang saya lakukan itu baik,” katanya.