Kubu Raya, Kalbar – Adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman dan lain sebagainya sangat berpengaruh terhadap berkurangnya luas lahan dan juga kesempatan kerja pertanian. Hal ini juga berkaitan dengan mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani yang aktivitasnya memerlukan curahan tenaga kerja dalam kegiatan usaha taninya. Alih fungsi lahan ini menyebabkan terjadinya perubahan luas lahan garapan usaha tani masyarakat. Hal tersebut berdampak pada hilangnya pendapatan usaha tani padi yang biasa didapatkan setiap tahunnya. Selain itu, perubahan luas lahan usaha tani dapat menyebabkan padi yang biasanya bisa dikonsumsi sendiri juga berkurang, sehingga mempengaruhi cadangan pangan mereka.Hal ini dapat menimbulkan kerentanan pada ekonomi rumah tangga karena selain pendapatan berkurang, mereka juga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya dari hasil lahannya sendiri, sehingga harus mengeluarkan biaya tambahan.
Kementerian Pertanian (Kementan) fokus meningkatkan produksi berbagai komoditas strategis nasional, Salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam terutama pada lahan rawa yang ada di seluruh Indonesia. Sebagai upaya peningkatan perluasan areal tanam dalam meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui BPSIP Kalbar Kamis, 14 Maret 2024 melaksanakan kegiatan Gerakan Percepatan Tanam Padi Lahan Tadah Hujan di Kalimantan Barat bertempat di Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian Prof. Dr. Ir. Fadjry Djupry, M.Si dan dihadiri juga oleh Kepala BPSIP Kalbar Anjar Suprapto, S.TP, MP, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Ir. Iskandar Mirza, MM. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya, Kasiter Korem 121/ABW, Para Penyuluh Pertanian dan POPT Kecamatan Sungai Kakap dan juga para petani setempat.
Kegiatan Penanaman dilakukan di lahan yang sudah 3 tahun terbengkalai dan baru dibuka lagi, ini sebagai upaya dalam mempercepat proses pertambahan luas tanam terutama peningkatan IP dari 0 ke 1 dan dari 1 ke 2. semoga dengan didorongnya gerakan pertambahan luas tanam akan meningkatkan produksi padi yang ada di Kalimantan Barat ini. Dalam Kegiatan ini, varietas padi yang ditanam adalah jenis varietas unggul antara lain, Inpari 8, Inpari 9, Inpari 32 dan Inpari 37.
Dalam sambutannya Kepala Balai Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian Kalimantan Barat Anjar Suprapto, S.TP, MP, menyampaikan bahwa Saat ini kalbar memang terlambat Luas Tambah Lahannya, tetapi saat ini kita berusaha cepat untuk mengejar ketertinggalan itu, kita gerakkan percepatan tanam dengan slogan “ayo tanam, ayo tanam, ayo tanam”, dalam beberapa hari ini kita beserta Tim Satgas Kementan RI terus berkoordinasi dalam percepatan gerak tanam ini. “Kita sudah membangun komunikasi yang intensif bersama Dinas Pertanian di 14 Kabupaten/Kota di Kalbar serta dukungan dari TNI sehingga beberapa Tim sudah turun ke lapangan agar Kalbar cepat mengejar target tanam yang tertinggal tersebut” ujar Anjar.
Kepala Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Prof. Dr Ir. Fadjry Djupry, M.Si dalam arahannya menyampaikan bahwa tujuan kita melaksanakan kegiatan ini adalah karena kondisi kita yang darurat pangan, kita perlu beriringan tangan mendorong percepatan tanam, ita dorong Kalimantan Barat untukoptimalisasi lahan rawa dan target percepatan tanam sehingga LBS Kalbar terpenuhi.
Diakhir kegiatan percepatan gerak tanam ini, Kepala Balai Standarisasi Instrumen Pertanian Prof. Dr. Ir. Fadjry Djupry, M.Si juga berkesempatan membagikan benih label ungu padi varietas Inpari kepada kelompok tani setempat.
Oleh: (Erwansyah)