Sintang, Kalbar – Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Senaning, Sumadi mengatakan sejak bulan Januari hingga November 2022, tercatat ada tiga kasus kematian ibu melahirkan pada waktu yang berbeda. Kejadian tersebut terjadi di daerah perbatasan tepatnya wilayah kerja Puskesmas Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang
“Kasus kematian ibu melahirkan bisa dibilang tinggi. Jumlahnya tiga kasus,” ungkapnya, Minggu (6/11).
Ia mengungkapkan, kasus pertama kematian ibu melahirkan dialami warga Desa Sebetung Paluk yang meninggal 20 Juni 2022. Kasus kedua dialami warga Desa Muakan Petinggi yang meninggal 17 Agustus 22. Kasus kematian ibu melahirkan terakhir terjadi di Desa Sebetung Paluk yang meninggal bulan Oktober ini.
“Terkait hal ini, kita menekankan lagi kepada petugas baik itu bidan maupun perawat agar betul-betul mendata para ibu hamil. Siapa yang rajin kontrol kehamilan. Siapa yang tidak kontrol kehamilan, kehamilan yang berisiko tinggi, semua harus terdata dengan valid,” ujarnya saat dihubungi media ini.
Dikatakan Sumadi, terkait kematian ibu melahirkan pada kasus pertama sempat ditolong oleh dukun beranak. Ketika mengalami pendarahan baru masuk ke faskes.
Untuk kasus kedua, setelah dilakukan penelusuran ternyata sempat dibawa ke Puskesmas. Yang bersangkutan sudah disarankan agar menunggu di Rumah Tunggu Kehamilan, ternyata yang bersangkutan pulang.
“Untuk kasus ketiga, yang bersangkutan sebelum datang ke faskes sudah meninggal dunia. Ibu termasuk tersebut masuk katagori beresiko tinggi karena umurnya sudah 42 tahun. Kemudian punya riwayat susah melahirkan. Jadi yang bersangkutan meninggal dalam perjalanan,” jelasnya.
Ke depan, Sumadi mengimbau agar para ibu hamil rutin memeriksa kehamilan ke petugas kesehatan maupun faskes. Petugas juga harus mendata para ibu hamil akan bisa dikontrol dengan baik. “Kemudian P4K harus ditingkatkan lagi. Ini memang jadi pekerjaan rumah yang harus kami selesaikan,” tegasnya.