
Sintang, Kalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno menghadiri Pengesahan Ikatan Istri Dokter Indonesia Cabang Sintang Masa Bakti 2022-2025 di Pendopo Bupati Sintang, Kamis (19/5).
Bupati Sintang, Jarot Winarno menjelaskan, bahwa IIDI terbentuk tahun 1954 yang lalu serta penanganan dokter saat pandemic covid 19. “Sudah lama usianya. Berbagai cabang sudah didirikan. Cabang Sintang ini merupakan caban IIDI yang ke 171. Yang perlu diingatkan, tidak ada kesuksesan seorang pria tanpa dibelakangnya seorang wanita. Dia berhasil, karena ada wanita yang kuat. Merawat keluarga sangat penting. Karena pandemi covid-19, banyak dokter yang menjadi korban. Tugas dokter sangat berat saat pandemi covid-19. Rawat keluarga. Anak-anak menjadi tugas seorang istri dokter. Suami tidak sempat memperhatikan anak-anak. Maka tugas seorang istri memperhatikan anak-anak. Rawat keluarga menjadi nomor satu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa pandemic belum berakhir dan harus menjaga Kesehatan dengan mengikuti vaksinasi.
“Pandemi belum berakhir, Presiden Jokowi bilang sudah boleh buka masker di tempat umum. Tapi kita masih transisi ke endemic. Di Cina, Asian Game ditunda karena virus covid-19 yang meluasi di Shanghai dan Beijing. Kita Indonesia masih ada kasus 85 ribu kasus kemarin terjadi. Rata-rata memang mereda namun belum berakhir. Saya mendorong IIDI untuk terus mendorong masyarakat untuk ikut vaksinasi covid-19,” ungkapnya.

Ia mengatakan, bahwa saat ini sintang sudah mencapai 70% dalam vaksinasi covid – 19 dan mengajak masyrakat untuk ikut imunisasi.
“Vaksinasi sangat penting, Kabupaten Sintang sudah mencapai 70 persen vaksinasi covid-19. Kita harus berusaha mencapai herd immunity. Namun, lansia yang belum vaksinasi, sangat rawan. Kalau kena covid-19, bisa meninggal. Jadi lansia diupayakan agar bisa menerima vaksinasi covid-19. Saat bulan imunisasi anak, IIDI agar ikut mendorong anak-anak untuk ikut imuniasi. Jaga diri kita dari pandemi corona. IIDI perlu membuat program internal untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Contohnya public speaking, kepribadian dan lain-lain. Diajarkan sehingga istri dokter menjadi wanita berkualitas,” jelas Jarot.
Menurutnya, IIDI bisa dapat membantu membangun relasi dalam mencegah stunting dan mendorong pemanfaatan perekonomian.

“Kita juga masih menghadapi masalah stunting. Anak yang katai dan pendek. Masih ada angka 38 persen anak stunting di Kabupaten Sintang. Organisasi wanita lain juga agar membantu pemerintah mengatasi stunting. Masalah utama adalah ketersediaan pangan dan gizi di rumah saat 1000 hari pertama kehidupan harus dijaga. IIDI bisa membangun relasi mencegah stunting. Dorong pemanfaatan pekarangan dan ekonomi untuk memperbaik gizi,” ujarnya.
Ia berharap, IIDI dapat membantu pemerintah dalam bentuk kegiatan sosial masyarakat yang dapat membawa rumah tangga menjadi sederhanan dan tetap berkualitas. “Mampu berinteraksi dengan pasien. Menjadi dokter yang sederhana merupakan kunci suskses. Sayang nya belum ada Ikatan Suami Dokter Indonesia,” pungkasnya.