Sintang, Kalbar – Capaian penemuan kasus penyakit TBC di Puskesmas Sungai Durian masih rendah. Capaian penemuan kasus TBC belum mencapai target yang ditentukan. Demikian disampaikan Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Sungai Durian, dr. Haryono Linoh, Rabu (9/11). Dia mengatakan, untuk penyakit TBC ini, kadang dari masyarakat malu untuk memeriksakan dirinya. Masyarakat menganggap TBC adalah hukuman atau penyakit yang memalukan. Padahal sebenarnya tidak. Jadi TBC ini, dari dulu kasusnya tidak selesai-selesai. Karena orang malu. Ketika batuk-batuk lama, tidak mau berobat karena takut dibilang TBC.
“Setelah sudah keluar darah baru takut, baru dia mau berobat. Padahal itu sudah parah karena paru-paru sudah mulai rusak,” katanya.
Masih kata Haryono, penyakit TBC kalau diobati secara teratur dan dilakukan dengan baik bisa sembuh. Kalau untuk pengobatan TBC bisa sampai 9 bulan hingga 1 tahun lebih. Untuk TBC, setelah pengobatan selama 2 bulan, akan ada pemeriksaan dahak kembali. “Jadi awal pengobatan kita memastikan TBC atau tidak. Kita melakukan pemeriksaan dahak. Jika dilakukan pemeriksaan dahak, hasilnya positif ada kuman TBC nya, baru kita berikan pengobatan. Setelah 2 bulan pengobatan intensif, pasien meminum obat secara teratur, kita akan melakukan pemeriksaan dahak lagi. Jika hasil pemeriksaan sudah mulai negatif baru akan kita lanjutkan ke program berikutnya,” jelasnya.
Dia menegaskan, pemeriksaan dan pengobatan TBC gratis. Menggunakan BPJS atau tidak tetap gratis. Karena ini merupakan program pemerintah. “Obat juga kami dapat dari pemerintah pusat bukan pengadaan sendiri.
Untuk deteksi TBC , di Puskesmas Sungai Durian sudah bisa dilakukan. Lagi pula sekarang sudah banyak program-program dari pemerintah untuk TBC.
Selain TBC, di Puskesmas Sungai Durian, penyakit terbanyak yang ditangani adalah penyakit infeksi saluran nafas atas. Jadi seperti batuk pilek. Kemudian hipertensi, diabetes melitus.