Sintang, Kalbar – Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang yang ke VIII Tahun 2019 di Halaman Indoor Apang Semangai pada Selasa, 9 Juli 2019 berlangsung semarak.
“Mari kita majukan dan bangun masyarakat Dayak yang tinggal di pelosok Kabupaten Sintang. Tantangan Kabupaten Sintang ini adalah masih masuk kategori daerah tertinggal,” kata Bupati Sintang Jarot Winarno saat membuka kegiatan tersebut.
Jarot menyatakan senang mendengar semua kecamatan bisa mengikuti gawai Dayak tahun 2019 ini. Kebersamaan ini menjadi lokomotif kemajuan masyarakat Kabupaten Sintang. Sintang ini salah satu kabupaten yang memutuskan adanya hutan adat dan wilayah adat. “Kami tidak hanya mengakui keberadaan masyarakat adat tetapi juga wilayah dan hutan adat. Kita terus dukung perkembangan seni budaya Dayak di Kabupaten Sintang” tegas Bupati Sintang.
Jeffray Edward Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang menyampaikan gawai merupakan ungkapan syukur masyarakat atas usaha yang sudah dilewati dengan panen padi. “Ini gawai yang ke VIII. Gawai ini untuk ajang silaturahmi sesama masyarakat Dayak dan dengan etnis lain. Gawai ini sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Gawai juga untuk menyatukan konsep untuk mendukung pembangunan di sintang. Gawai juga bentuk pembinaan dan pengembangan seni budaya dan tradisi masyarakat Dayak” tegas Jeffray Edward.
Tema gawai ini untuk menjadi sudut fokus masyarakat Dayak di Kabupaten Sintang. “Kami ingin memperkuat jati diri masyarakat Dayak di tengah bangsa Indonesia. Gawai Ini merupakan program rutin DAD Kabupaten Sintang. Kami ingin melestarikan seni budaya yang ada. Pekan Gawai Dayak ini, kami harapkan memberikan manfaat bagi masyarakat Dayak dan masyarakat lainnya. Mari kita bersama-sama membangun masyarakat Dayak di Kabupaten Sintang,” terang Jeffray Edward.
Kemajuan zaman dan teknologi tidak mampu kita bendung. Jangan kita tertinggal oleh kemajuan zaman. “Mari kita kembangkan dan bangun masyarakat Dayak di Sintang ini. Terima kasih kepada Pemkab Sintang yang sudah membangun secara fisik kawasan pedalaman. Kami minta dan dorong agar Pemkab Sintang terus memfokuskan pembangunan kawasan terpencil dimana masyarakat Dayak tinggal. Kami juga minta agar pembangunan rumah Betang Tampun Juah di Jerorra satu segera tuntas. Di daerah lain, Betang sudah selesai. Bangunan ini penting dan menjadi simbol masyarakat Dayak. Saya senang ada beberapa lomba yang mulai dilaksanakan di Betang Tampun Juah. DAD Sintang juga menolak kelompok radikal di Kabupaten Sintang,” beber Jeffray Edward.
Yustinus Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak Kabupaten Sintang Tahun 2019 menyampaikan bahwa tujuan gawai Dayak ini untuk menumbuhkan dan mempertahankan nilai seni budaya Dayak di Kabupaten Sintang.
“Gawai Dayak ini juga merupakan bentuk implementasi dari visi dan misi Dewan Adat Dayak Kabupaten Sintang. Gawai Dayak ini akan dipusatkan di depan Indoor Apang Semangai dan Rumah Betang Tampun Juah. Lomba-lomba tradisional seperti lomba menangkap babi akan kami laksanakan di Betang Tampun Juah dan lomba yang sudah modern seperti Pemilihan Bujang Dara akan kami pusatkan di halaman Indoor Apang Semangai. Selama Pekan Gawai Dayak ini, kami sudah siapkan ada 17 jenis lomba yang akan dilaksanakan. Pada Pekan Gawai Dayak Tahun 2019 ini, kami mengambil tema Dayak Bersatu, Dayak Maju dan Bermartabat. Kita berharap Dayak bisa bersatu, maju dan bermartabat. Kita maju dengan bermartabat.
Seluruh kecamatan juga bisa hadir dan mengikuti kegiatan pekan gawai Dayak ini. Ikut membuka stand dan menjadi peserta berbagai perlombaan,” ucap Yustinus.
Bupati Sintang membuka Pekan Gawai Dayak 2019 ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 7 kali, pembukaan tempayan tuak pamali oleh Wakil Bupati Sintang , tarian massal oleh Sanggar Tariu Borneo.